Isu sosial di era digital semakin menuntut perhatian. Masyarakat modern kini menghadapi tantangan baru selain masalah klasik seperti ketidaksetaraan ekonomi atau urbanisasi. Internet dan media sosial mengubah cara orang berkomunikasi, bekerja, hingga membangun hubungan sosial.
Salah satu isu penting adalah kesenjangan digital. Sebagian masyarakat memiliki akses penuh terhadap teknologi, sementara sebagian lainnya tertinggal. Fenomena ini menciptakan ketidakadilan dalam pendidikan, kesempatan kerja, hingga partisipasi sosial. Menurut Wikipedia, kesenjangan digital memengaruhi banyak negara berkembang maupun maju.
Selain itu, kesehatan mental generasi muda juga menjadi sorotan. Banyak anak muda merasa tertekan karena terus membandingkan diri dengan standar yang mereka lihat di media sosial. Fenomena fear of missing out (FOMO) mendorong mereka untuk terus online, sedangkan overthinking mengganggu ketenangan pikiran. Namun, era digital juga menghadirkan peluang besar. Komunitas dapat memanfaatkan platform online untuk menyuarakan isu kesetaraan gender, kepedulian lingkungan, dan solidaritas sosial.
Teknologi membuka ruang inovasi sosial yang lebih luas. Komunitas bisa menjalankan kampanye digital, menyebarkan edukasi online, dan menggerakkan aksi bersama dengan cepat. Semua itu membuktikan bahwa isu sosial tidak hanya menyimpan tantangan, tetapi juga menghadirkan peluang untuk menciptakan perubahan.
Masyarakat perlu meningkatkan literasi digital agar mampu menghadapi masalah ini. Individu bisa melatih diri untuk lebih kritis saat menerima informasi. Pemerintah dan lembaga pendidikan juga dapat berkolaborasi agar semua lapisan masyarakat memperoleh manfaat teknologi secara merata. Jika langkah ini berjalan baik, masyarakat dapat mengubah tantangan sosial digital menjadi kekuatan bersama.
👉 Baca juga: Perspektif Generasi Muda: Mencari Makna Hidup di Era Serba Cepat
